Selasa, 09 Oktober 2012

bersetubuh dengan binatang?



Bagaimana tentang orang yang bersetubuh dengan binatang?
Dasar: KEJADIAN 1:27-28; 2:18-25; Keluaran 22:19; Imamat 18:23;20:15-16; Ulangan 27:21.

Berdasarkan ayat di atas maka dapat dilihat dengan jelas bahwa persetubuhan manusia baik laki-laki maupun perempuan dengan binatang tidak dikehendaki oleh Allah. Dalam Kejadian 1:27, menuliskan bagaimana Allah membentuk manusia menurut gambar Allah. Dalam kejadian 2:18-25 lebih lanjut ditegaskan bahwa Allah tidak menginginkan manusia berpasangan dengan binatang. memperhatikan hal tersebut persetubuhan sebenarnya adalah wujud dari realisasi seks yang diberikan Allah kepada manusia sebagai sarana untuk melanjutkan keturunan. Disanalah puncak untuk memadu kasih dalam hangat suasana hubungan kasih(pria dan wanita). Itu adalah anugerah Tuhan yang harus disyukri, dipelihara, dan dihormati.
Persetubuhan laki dan perempuan menjadi harga mutlak dan tidak bisa ditawar oleh manusia. Kerena itulah kehendak Tuhan. Lalu bagaiman dengan fenomena manusia bersetubuh dengan binatang?ironis jika manusia harus terlepas dari martabatnya, jelas ini bukan manusiawi, sebagai makluk agung maha karya indah dari Allah sudah selayaknya tidak melakukan hal yang demikian,Ini sudah menodai dan bahkan merusak citra manusia sebagai makluk paling mulia, bersetubuh dengan binatang berarti manusia juga telah meremehkan dan menghina Sang Pencipta, mengapa demikian? karena tidak mampu mencerminkan diri sebagai makluk mulia, ini adalah suatu kekejian di mata Tuhan. Karena binatang sama sekali tidak sepadan dengan manusia.jadi hal tersebut sangat tidak berkenan dihadapan Tuhan. Lebih indah ketika manusia dapat bersetubuh dengan yang sepadan dengan dirinya seperti sepenggal syair dari dewa 19 “Hawa tercipta di dunia untuk menemani sang Adam, begitu juga dirimu tercipta untuk temani aku.” Sungguh indah bukan?
Keluaran 22:19 menegaskan bahwa persetubuhan dengan binatang adalah dosa yang keji, dan barangsiapa melakukannya pastilah dihukum mati. Ini menunjukkan betapa Allah menentang keras hubungan semacam ini. Keseriusan Allah terhadap manusia sebenarnya ingin menunjukan betapa Tuhan mengasihi manusia dan jangan sampai manusia melakukan kekejian di mata Tuhan. Ini adalah rambu-rambu yang harus dipatuhi. Manakala rambu-rambu ini dilanggar maka dosa sudah menjadi kepastian bagi manusia dan hukuman telah mengikat dalam dirinya. Maka ini adalah penghalang untuk manusia dekat dengan Tuhan, maka tidak heran hawa nafsu akan senatiasa menjadi allah bagi mereka. Kepuasan seks menjadi orientasi dalam hidup. Menghalalkan segala cara untuk memuaskankannya. Inilah yang kelak akan memunculkan kejahatan seks, merasa tidak puas, dan terbelenggu didalamnya. Jika dilanjutkan menjadi berhala dalam hidupnya, mengamdikan hidup pada seks dan hawa nafsu. Bukankah ini menggeser Tuhan dalam hidupnya, karena orientasi hidup hanya sebatas kesenagan duniawi dalam konteks ini kepuasaan seks yang tak terkendali. Maka tidak heran bersetubuh dengan binatang menjadi pilihan. Jelas ini mengancam manusia dan menjatuhkan martabat sebagai maha karya yang paling agung. Imamat 18:23; 20:15-16 dan Ulangan 27:21 menjelaskan bagaimana pandangan Allah mengenai persetubuhan dengan hewan semua itu menjadi kekejian dihadapan Tuhan Dari ayat-ayat tersebut jelas bahwa persetubuhan dengan binatang adalah dosa, karena hal tersebut bertentangan dengan perintah Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar