Pernikahan
menurut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Pengantar
Pernikahan merupakan
hal yang menjadi pokok penting dalam PAK Dewasa. Ini karena bagaimanapun salah
satu topik yang banyak berhubungan dengan seseorang yang sudah beranjak dewasa
adalah mengenai pernikahan. Pernikahan bukan hal yang mudah untuk dimengerti
dan dijalani. Perlu proses pemahaman yang berkelnjutan bahkan setelah seseorang
itu menikah. Untuk itu tidak mungkin seseorang dapat berjalan sendiri. Ia
membutuhkan tuntunan dan pertolongan. Berikut adalah dasar-dasar alkitabiah
mengenai pernikahan yang akan membantu untuk dapat menolong seseorang mngerti
mengenai pernikahan yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Dasar
pernikahan
Dalam
Perjanjian Lama
Kejadian 2: 18-25
Menurut ayat ini
pernikahan adalah rancangan Allah bagi
manusia. Jadi jelas bahwa dasar pernikahan adalah kehendak Allah sendiri. Allah
memperhatikan benar bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan
penolong yang sepadan dengan dirinya. Allah telah merancang begitu rupa sampai
sedetailnya keberadaan manusia.
Dalam
Perjanjian Baru
Matius 19:3-19
Ayat ini juga
menyatakan bahwa Allah menghendaki manusia laki-laki dan perempuan bersatu. Hal
ini jelas bahwa pernikahan adalah kehendak Allah.
Efesus 5:22-3
Satu lagi dasar dalam
pernikahan adalah kasih Kristus yang harus ada sebagai dasar dalam pernikahan.
Sebab hubungan suami istri adalah hubungan Kristus dengan jemaat.
Tujuan
pernikahan
Dalam
Perjanjian Lama
Kejadian 4:1,kejadian
1:28
Salah satu tujuan
pernikahan adalah menghasilkan keturunan atau generasi. Memang pada dasarnya
yang diharapkan oleh pasangan suami istr adalah buah hati. Demikian keturunan
menjadi tujuan dalam pernikahan. Pertanyaannya, keturunan seperti apa yang
diharapakan dalam pernikahan? Maleakhi 2:15, menyatakan mengenai keturunan yang
berasal dari Allah atau keturunan yang dikehendaki Allah. Dalam hal ini bukan hanya
keturunan secara daging atau lahiriah. Bukan sekedar keturunan yang terjadi
oleh nafsu manusia saja. Tetapi dalam hal ini juga ketrunan Ilahi yaitu
anak-anak rohani.
Kejadian 1:28
Melayani Allah untuk
memuliakan Allah
Selain melahirkan
generasi tujuan Allah membangun pernikahan adalah supaya manusia bersama-sama
berkuasa atas bumi dan seisinya. Tugas ini adalah bentuk pelayanan manusia
kepada Allah. Manusia mewakili Allah menguasai bumi, dengan demikian manusia
memuliakan Allah.
Pengkhotbah 4:9-12
Tujuan lain dari
pernikahan adalah saling menolong. Tidak ada manusia yang sempurna namun
berproses menjadi sempurna. Maka kamanusia membutuhkan orang lain. Inilah unsur
dasariah untuk berelasi dengan sesamanya. Seperti yang disampaikan oleh
pengkhotbah “ berdua leih baik Dari pada seorang diri, kerena mereka menerima
upah yang baik dalam jerih payah mereka. Kerena kalau mereka jatuh yang seorang
mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang
lain untuk mengangkatnya”.
Dari ayat diatas
menekankan betapa kehidupan bersama dalam suasana pernikahan dalam rangka mewujudkan
kasih, ada kesehatian dan komitmen bersama untuk saling berbagi, membangun
saling menguatkan. disinilah ada prinsip kesetaraan menjadi patner hidup dalam
nuansa kehendak Allah.
Lalu diayat berikutnya
dijelaskan “juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagiamn
seorang saja dapat menjadi panas?.dan bilamana seorang dapat dialahkan dua
orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”(ayat 11-12)
Berdua juga dapat
membangkitkan semangat dan gairah untuk menikmati hidup yang Tuhan
selenggarakan, menikmati kebahagian bersama, kehidupan yang romantis sehingga
hal ini memampukan manusia dapat terus berkarya dan melaksankan kehendak Tuhan
bagi pemeliharaan keluarga dan lingkungan. Panas yang dimaksud dalam ayat
diatas lebih mengarah kepad adanya energi bukan berdasar nafsu tetapi lebih
kepada kuasa dalam keluarga yang mempunyai kekuatan untuk terus berkarya dan
menaklukan tantangan yang ada
Hukum
Pernikahan
Dalam
Perjanjian Lama
1.
Keluarga harus mempunyai otoritas dan
kuasa (kejadian 1:26)
Keluarga
yang dimaksud dalam ayat ini adalah yang mempunyai otoritas dan kuasa dari
Allah dan bukan merupkan bentukan social
2.
Menggambarkan fungsi ayah dan ibu yang
sebenarnya(kej1:27)
Rencana
mula-mula bagi laki-laki dan perempuan adalah menjadikan makluk ini adalah
penguasa atas makluk yang lain.tampak bahwa sosok ayah dan ibu menjdi setara
untuk mengelola alam semesta. Disinilah menjadi jelas bahwa kehadiran manusia
sebagai laki-laki dan perempuan mengidentikan sifat Allah sebagai Bapak yang
mengayomi dan memelihara sekaligus sebagai ibu yaitu perempuan yang
melambangkan kehidupan dengan air susu penuh dengan kasih sayang atas seluruh
ciptaan. Disinilah ada unsur untuk mendidik, mengelola dan melestarikan.
3.
Menguduskan hubungan antara laki-laki
dan perempuan( kej 1;28)
Tuhan
Allah memberkati mereka…
Pernikahan
adalah suatu bentuk hubungan yang direncanakan Allah. Allah mendambakan sebuah
pernikahan yang dipenuhi kasih, salang pengertian, damai sejahtera,dan
kebahagiaan. Terlebih kekudusan dalam pernikahan sangat dibutuhkan. Unsure
kekudusan menunjukkan pada satu pribadi Allah yang luar biasa.Allah adalah Maha
Kudus sehingga tidak dapat dipalsukan sama sekali. Kekudusan hanya dipakai
dalam hubungan Allah dengan manusia, dan Alkitab menegaskan bahwa hubungan
Allah dengan manusia digambarkan dalam hubungan suami istri. Oleh karrena itu
kekudusan selalu berhubungan dengan seks, karena seks adalah milik suami istri.
Pernikahan kudus hanya ada dalam kekristenan karena pernikahan adalah hubungan
Kristus dengan jemaat.
Dalam
Perjanjian Baru
1. Matius
19:39.
1. Laki-laki
harus meninggalkan orangtua dan bersatu dengan istrinya.
2. Tidak
boleh bercerai (apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan
manusia. Potongan dari ayat 6.)
3. Harus
monogami(Tuhan menciptakan awalnya hanya satu pasang laki-laki dan perempuan).
Seperti potongan ayat ke4. “tidakah kamu baca, bahwa ia yang menciptakan
manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?”
4. Tidak
berzinah (zinah yang dimaksud disini adalah melanggar ketentuan yang sudah
Tuhan tetapkan, yaitu menodai dari janji pernikahan. Tidak punya komitmen untuk
selalu menjaga keutuhan pernikahan yang sudah ditetapkan, tetapi justru berniat
atas kekerasan hatinya sendiri ingin mengambil isteri/suami lagi dan
menceraikan isteri/ suami yang pertama. Sehingga jika ini dibiarkan akan mudah
manusia untuk berganti-ganti pasangan dan cinderung akan mengumbar hawa
nafsunya. Esensi dari pernikahan yang kudus dari Allah diabaikan dan malah
menurut kehendak sendiri.
2. Ibrani
13:4
Pernikahan itu harus kudus. Oleh sebab
itu tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum menikah. Tuhan mengajarkan agar
suami istri harus menjaga kekudusan.
3. 1
Korintus 11:3-7
Keluarga harus berpusat pada Kristus sebagai kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar