Selasa, 09 Oktober 2012

Pernikahan menurut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru



Pernikahan menurut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

Pengantar
Pernikahan merupakan hal yang menjadi pokok penting dalam PAK Dewasa. Ini karena bagaimanapun salah satu topik yang banyak berhubungan dengan seseorang yang sudah beranjak dewasa adalah mengenai pernikahan. Pernikahan bukan hal yang mudah untuk dimengerti dan dijalani. Perlu proses pemahaman yang berkelnjutan bahkan setelah seseorang itu menikah. Untuk itu tidak mungkin seseorang dapat berjalan sendiri. Ia membutuhkan tuntunan dan pertolongan. Berikut adalah dasar-dasar alkitabiah mengenai pernikahan yang akan membantu untuk dapat menolong seseorang mngerti mengenai pernikahan yang sesuai dengan Firman Tuhan.

Dasar pernikahan
Dalam Perjanjian Lama
Kejadian 2: 18-25
Menurut ayat ini pernikahan adalah  rancangan Allah bagi manusia. Jadi jelas bahwa dasar pernikahan adalah kehendak Allah sendiri. Allah memperhatikan benar bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan penolong yang sepadan dengan dirinya. Allah telah merancang begitu rupa sampai sedetailnya keberadaan manusia.
Dalam Perjanjian Baru
Matius 19:3-19
Ayat ini juga menyatakan bahwa Allah menghendaki manusia laki-laki dan perempuan bersatu. Hal ini jelas bahwa pernikahan adalah kehendak Allah.
Efesus 5:22-3
Satu lagi dasar dalam pernikahan adalah kasih Kristus yang harus ada sebagai dasar dalam pernikahan. Sebab hubungan suami istri adalah hubungan Kristus dengan jemaat.

Tujuan pernikahan
Dalam Perjanjian Lama
Kejadian 4:1,kejadian 1:28
Salah satu tujuan pernikahan adalah menghasilkan keturunan atau generasi. Memang pada dasarnya yang diharapkan oleh pasangan suami istr adalah buah hati. Demikian keturunan menjadi tujuan dalam pernikahan. Pertanyaannya, keturunan seperti apa yang diharapakan dalam pernikahan? Maleakhi 2:15, menyatakan mengenai keturunan yang berasal dari Allah atau keturunan yang dikehendaki Allah. Dalam hal ini bukan hanya keturunan secara daging atau lahiriah. Bukan sekedar keturunan yang terjadi oleh nafsu manusia saja. Tetapi dalam hal ini juga ketrunan Ilahi yaitu anak-anak rohani.

Kejadian 1:28
Melayani Allah untuk memuliakan Allah
Selain melahirkan generasi tujuan Allah membangun pernikahan adalah supaya manusia bersama-sama berkuasa atas bumi dan seisinya. Tugas ini adalah bentuk pelayanan manusia kepada Allah. Manusia mewakili Allah menguasai bumi, dengan demikian manusia memuliakan Allah.
Pengkhotbah 4:9-12
Tujuan lain dari pernikahan adalah saling menolong. Tidak ada manusia yang sempurna namun berproses menjadi sempurna. Maka kamanusia membutuhkan orang lain. Inilah unsur dasariah untuk berelasi dengan sesamanya. Seperti yang disampaikan oleh pengkhotbah “ berdua leih baik Dari pada seorang diri, kerena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Kerena kalau mereka jatuh yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya”.
Dari ayat diatas menekankan betapa kehidupan bersama dalam suasana pernikahan dalam rangka mewujudkan kasih, ada kesehatian dan komitmen bersama untuk saling berbagi, membangun saling menguatkan. disinilah ada prinsip kesetaraan menjadi patner hidup dalam nuansa kehendak Allah.
Lalu diayat berikutnya dijelaskan “juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagiamn seorang saja dapat menjadi panas?.dan bilamana seorang dapat dialahkan dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”(ayat 11-12)
Berdua juga dapat membangkitkan semangat dan gairah untuk menikmati hidup yang Tuhan selenggarakan, menikmati kebahagian bersama, kehidupan yang romantis sehingga hal ini memampukan manusia dapat terus berkarya dan melaksankan kehendak Tuhan bagi pemeliharaan keluarga dan lingkungan. Panas yang dimaksud dalam ayat diatas lebih mengarah kepad adanya energi bukan berdasar nafsu tetapi lebih kepada kuasa dalam keluarga yang mempunyai kekuatan untuk terus berkarya dan menaklukan tantangan yang ada

Hukum Pernikahan
Dalam Perjanjian Lama
1.      Keluarga harus mempunyai otoritas dan kuasa (kejadian 1:26)
Keluarga yang dimaksud dalam ayat ini adalah yang mempunyai otoritas dan kuasa dari Allah dan bukan merupkan bentukan social
2.      Menggambarkan fungsi ayah dan ibu yang sebenarnya(kej1:27)
Rencana mula-mula bagi laki-laki dan perempuan adalah menjadikan makluk ini adalah penguasa atas makluk yang lain.tampak bahwa sosok ayah dan ibu menjdi setara untuk mengelola alam semesta. Disinilah menjadi jelas bahwa kehadiran manusia sebagai laki-laki dan perempuan mengidentikan sifat Allah sebagai Bapak yang mengayomi dan memelihara sekaligus sebagai ibu yaitu perempuan yang melambangkan kehidupan dengan air susu penuh dengan kasih sayang atas seluruh ciptaan. Disinilah ada unsur untuk mendidik, mengelola dan melestarikan.
3.      Menguduskan hubungan antara laki-laki dan perempuan( kej 1;28)
Tuhan Allah memberkati mereka…
Pernikahan adalah suatu bentuk hubungan yang direncanakan Allah. Allah mendambakan sebuah pernikahan yang dipenuhi kasih, salang pengertian, damai sejahtera,dan kebahagiaan. Terlebih kekudusan dalam pernikahan sangat dibutuhkan. Unsure kekudusan menunjukkan pada satu pribadi Allah yang luar biasa.Allah adalah Maha Kudus sehingga tidak dapat dipalsukan sama sekali. Kekudusan hanya dipakai dalam hubungan Allah dengan manusia, dan Alkitab menegaskan bahwa hubungan Allah dengan manusia digambarkan dalam hubungan suami istri. Oleh karrena itu kekudusan selalu berhubungan dengan seks, karena seks adalah milik suami istri. Pernikahan kudus hanya ada dalam kekristenan karena pernikahan adalah hubungan Kristus dengan jemaat.

Dalam Perjanjian Baru
1.      Matius 19:39.
1.      Laki-laki harus meninggalkan orangtua dan bersatu dengan istrinya.
2.      Tidak boleh bercerai (apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Potongan dari ayat 6.)
3.      Harus monogami(Tuhan menciptakan awalnya hanya satu pasang laki-laki dan perempuan). Seperti potongan ayat ke4. “tidakah kamu baca, bahwa ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?”
4.      Tidak berzinah (zinah yang dimaksud disini adalah melanggar ketentuan yang sudah Tuhan tetapkan, yaitu menodai dari janji pernikahan. Tidak punya komitmen untuk selalu menjaga keutuhan pernikahan yang sudah ditetapkan, tetapi justru berniat atas kekerasan hatinya sendiri ingin mengambil isteri/suami lagi dan menceraikan isteri/ suami yang pertama. Sehingga jika ini dibiarkan akan mudah manusia untuk berganti-ganti pasangan dan cinderung akan mengumbar hawa nafsunya. Esensi dari pernikahan yang kudus dari Allah diabaikan dan malah menurut kehendak sendiri.
2.      Ibrani 13:4
Pernikahan itu harus kudus. Oleh sebab itu tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum menikah. Tuhan mengajarkan agar suami istri harus menjaga kekudusan.
3.      1 Korintus 11:3-7
Keluarga harus berpusat pada Kristus sebagai kepala. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar