Perkembangan Anak dan Remaja
1.
Perkembangan
Jasmani/Fisik
·
Masa
bayi (0-2 tahun) pertumbuhan dan perkembangan anak cepat.
·
Masa
awal kanak-kanak (2-11 tahun) berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan masa bayi. Namun boleh dibilang semua anggota-anggota tubuh
walaupun masih dalam ukuran kecil sudah ada dan mulai dapat berfungsi.
·
Masa
kanak-kanak (11-13 tahun) merupakan pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam
sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun sebelum
anak secara seksual menjadi matang pada saat mana pertumbuhan berkembang pesat.
·
Masa
remaja (13-18 tahun) terjadi kematangan organ seks tetapi belum berfungsi
secara penuh.
2.
Perkembangan
Kognitif
- Sensomotorik
(0-18 atau 24 bulan). Pada usia ini yang berlangsung adalah
kegiatan bergaul dengan dunia lingkungan, dengan memakai panca inderanya
untuk menangkap segala sesuatu yang bergerak di sekitarnya.
- Pra-operasional
(2-7 tahun).
Anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolis. Anak sudah mulai
meniru dan dapat dikatakan kalau tahap ini adalah tahap permulaan
pemikiran konkrit, walaupun belum sistematis dan kurang logis.
- Operasional
Konkrit (7-11 tahun). Pada masa usia sekolah ini, anak mempunyai
kapasitas mental untuk mengatur dan menghubungkan pengalaman dalam suatu
kesimpulan, memahami pembagian ruang, waktu, membuat kategorisasi,
menilai, mengerti hukum sebab-akibat dan sebagainya. Pada masa ini anak
sangat menggemari aturan main yang mengatur kegiatan bersama. Aktivitas
logis tertentu dilakukan hanya dalam situasi yang konkrit.
- Operasional
Formal (11-15 tahun). Di sini anak memasuki taraf kematangan
intelek di mana ia mampu berpikir jauh melampaui dunia real dan keyakinan
sendiri, yakni memasuki dunia abstrak. Inilah awal berpikir
hipotetis-deduktif, yang merupakan cara berpikir ilmiah. Anak mampu
memakai pendekatan sistematis untuk memecahkan problem, dengan tidak
hanya sekedar meniru dari orang di sekitarnya.
3.
Perkembangan
Psikososial:
- Tahap Kepercayaan Dasar
lawan Kecurigaan Dasar (0-2 tahun)
Pada tahap ini anak sangat tergantung pada pribadi yang mengasuhnya, dengan kontak dengan pengasuh akibatnya terkembanglah kemampuan untuk percaya pada orang lain. - Tahap Otonomi lawan Rasa
Malu dan Ragu-ragu (2-4 tahun)
Sasaran pokok dari tahap ini ialah mengembangkan rasa otonom dan kesadaran akan eksistensi yang tak bergantung di masa anak dapat memaksakan kehendak bebas dan otonominya berlawanan dengan otonomi orang tua. - Tahap Inisiatif lawan Rasa
Bersalah (4-6 tahun)
Anak dengan kesanggupan inderawi, motorik, dan kognitif yang sudah berkembang merasa diri cukup kuat untuk mengusahakan, menyelidiki, dan mencoba segala hal. - Tahap Kerajinan lawan Rasa
Rendah Diri (6-11 tahun)
Dalam periode sekolah ini anak akan mengembangkan rasa kerajinan, daya konstruksi, dan semangat kegiatan untuk mendapat pengakuan dari orang lain. - Tahap Identitas lawan
Kebingungan Peran (12-19 tahun); Pada tahap ini diharapkan remaja sudah
dapat menentukan identitasnya yang jelas mengingat pada tahap ini remaja
rentan sekali terhadap pengaruh luar demi sebuah "kesetiaan"
atau "pengabdian" melalui konfirmasi ideologi-ideologi dan
afirmasi dari kawan-kawan.
4.
Perkembangan
Pengambilan Keputusan Moral
·
Tahap
Pra Konvensional (4-10 tahun)
Tingkat I: Orientasi Hukuman dan
Ketaatan
Suatu tindakan menurut aturan dinilai
baik, jika tidak menimbulkan kesakitan atau ketakutan.
Tingkat II: Orientasi Hukuman dan
Kepatuhan
Perbuatan yang menurut aturan adalah
baik jika memuaskan hati. Nilai-nilai hidup dinilai secara fisik dan pragmatis.
·
Tahap
Konvensional (10-13 tahun)
Tingkat III: Orientasi
Relativis-Instrumental
Perbuatan baik adalah yang menyenangkan
dan dapat diterima oleh orang lain.
Tingkat IV: Orientasi Hukum dan Keadilan
Perbuatan yang baik adalah melakukan
kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga tata tertib sosial yang
ada, sebagai yang bernilai dalam dirinya sendiri.
- Tahap Pasca Konvensional
(13-18 tahun)
Tingkat V: Orientasi Anak Baik
Pada tahap ini remaja biasanya melakukan
perbuatan baik yang digerakan oleh keinginan-keinginan agar diterima dan
disetujui oleh orang lain.
Tingkat VI: Orientasi Hukum dan
Ketertiban
Pada tahap ini perilaku yang baik adalah
semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga tata
tertib sosial yang ada, sebagai yang bernilai dalam dirinya sendiri.
5. Perkembangan Iman
- Tahap
Kepercayaan Elementer Awal (0-3 tahun). Belum ada ciri-ciri nyata
dalam imannya, namun taraf ini merupakan basis dari perkembangan
rasa-percaya, keberanian, harapan, dan kasih, pada tahap berikutnya.
- Tahap
Kepercayaan Intuitif-Proyektif (3-7 tahun). Anak
berada dalam dunia fantasi dan imitasi dari cerita-cerita yang
disampaikan oleh orang dewasa yang dekat dengannya.
- Tahap
Kepercayaan Mistis-Harafiah (8-11 tahun). Anak
memasuki taraf di mana ia mengambil-alih cerita-cerita, kepercayaan serta
tradisi dari persekutuan di mana ia menjadi anggotanya, sebagai bagian
dari dirinya.
- Tahap
Kepercayaan Sintetis-Konvensional (usia 12-17 tahun). Remaja
membentuk pandangan hidupnya melalui apa yang dipercayai oleh keluarganya
sendiri, ke arah pandangan dari luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar